Senin, 20 Oktober 2008

ANTARA RESEP CODEIN & SERTIFIKAT KOMPETENSI

Beberapa tahun yang lalu apotek saya mendapatkan resep Codein tab 10 mg sejumlah 20 tab dan saya putuskan tidak saya layani karena saya anggap tidak rasional …
pasien bertanya kenapa ? akhirnya saya jelaskan bahwa resep tersebut tidak rasional karena tidak diikuti oleh resep lain yang berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien tersebut .. Usut punya usut ternyata si pasien tersebut sudah mendapat beberapa obat lain Antibiotik, Obat analgesic antipiretik, vitamin dll di tempat praktek dokter, karena pasien membutuhkan obat penekan batuk kuat (gol narkotika) maka si dokter tersebut menuliskan resep codein saja…Bag tanggapan sejawat ?

Kemarin saya mendapatkan resep yang serupa …
seorang ibu yang menebus resep yang berisi codein 10 mg sejumlah 30 tab ?
Kali ini dengan dokter yang berbeda …
Kemudian saya panggil pasiennya ...saya tanya yang sakit siapa? sakitnya apa? alamatnya di mana? apa sudah diberi obat lain selain obat yang ditebus diatas ?
Ternyata ... apa jawabannya ....Si pasien menjawab yang sakit ibu saya, saya seorang dokter yang bertugas di puskesmas xyz kebetulan kehabisan obat tsb... obat lainnya sudah ada namun karena kehabisan codein di puskesmas terpaksa saya tebuskan di apotek....

Untuk meyakinkan kami Si dokter tersebut mengeluarkan kartu identitasnya yang dikeluarkan oleh konsil Kedokteran Indonesia (KKI) bukan ketua Umum Ikatan dokter Indonesia (IDI) yang menyatakan bahwa pemegang kartu tersebut adalah seorang dokter/dokter gigi ...

Akhirnya kami berkenalan dengan dokter tersebut tidak ada masalah dalam komunikasi kami ...
Dan obat tersebut kami layani dan si dokter tersebut akhirnya membeli suplemen, dan beberapa produk obat bebas lainnya di apotek kami.

Ada hal menarik yang dapat kita ambil dari kasus tersebut ...
1. Ternyata prasangka kita belum tentu seburuk yang kita pikirkan dan kita harus bersikap & berpikir positif terhadap siapapun yang datang ke apotek kita.
2. Ternyata di profesi lain IDI sudah jauh lebih bagus dalam menata kompetensi anggotanya dan sudah mempunyai Konsil Kedokteran Indonesia sebagai penyelenggara uji kompetensi yang lebih independen bukan Perguruan Tinggi dan dilindungi oleh UU
3. waktu saya taanyakan bagaimana cara mendapat kartu tersebut ? Untuk mendapatkan kartu yang diluarkan KKI mereka hanya mengirimkan berkas administrasi saja (ijazah, sumpah dokter, surat pengantar lewat IDI cabang dll) dengan membaya biayar registrasi Rp. 250 rb saja cukup murah dan tidak terlalu membebani bagi seorang dokter dan masa berlakunya selama 5 tahun.
4. Selanjutnya tidak ada biaya lainnya tinggal menunggu uji kompetensi setelah kartu yang bersangkutan habis masanya dan disertai dengan ketentuan harus mengikuti seminar, pelatihan yang harus memenuhi berapa SKP yang harus dipenuhi dan dilampirkan.

Mungkin ada yang bisa berkomentar tentang hal ini ...

Rabu, 01 Oktober 2008

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1429H

Taqoballahu minna waa minkum - Taqobal ya kariem
Minal Aidin wal Faizin Mohon Maaf lahir dan batin
Semoga Amal Ibadah kita diterima Alloh Swt
Amien ...
Drs. Suhartono, Apt - Sekeluarga

Minggu, 14 September 2008

Minggu, 31 Agustus 2008

PERCAYA ATAU TIDAK !

Kisah menarik dibalik Pelantikan Apoteker Unair Bulan Agustus 2008

Alkisah ada seorang Bapak tiga anak berusia 48 th beliau masih aktif bekerja sebagai PNS entah karena Nadar atau punya janji khusus begitu anak pertamanya dinyatakan lulus dan dilantik menjadi Apoteker, si Bapak ini melakukan aksi dengan melakukan aksi berupa lari sejauh 116 Km mulai dari Banyuwangi hingga Situbondo aksi nekat ini dimulai pada tanggal 30 Agustus 2008 jam 04.00 pagi hari hingga finish sampai Situbondo jam 18.30 Malam.
Inilah bentuk rasa kasih sayang seorang babak terhadap anaknya ?

Percaya atau tidak …
Tapi ini benar-benar terjadi …
Sampai sekarang si Bapak susah berjalan & tetangga sekitar menganggap si bapak menderita stroke ringan …
padahal ya kecapekan …
Bayangkan umur 48 tahun melakukan aksi solo berlari 116 km kurang lebih 3 kali lari marathon….selama selama 14,5 jam ….
G I L A …

Minggu, 24 Agustus 2008

DISKUSI FARMASI KLINIK

TANYA :
Ass .. Maaf mengganggu, ada pasien di RS mendapat pengobatan
R/ Tab vit B6
Fargoxin 12,5
Ethambutol
Glucovance
Xanax 0,25
Alganax 0,5 & 0,25
Rifampicin
Codein 20

Minta tolong sarannya pak/bu, karena ada obat yang duplikasi, sekarang pasien kepanasan dan badannya kesakitan setelah minum obat. Terima kasih sebelumnya

Yuli,apt – Surabaya

JAWAB :

Alangkah baiknya bila ibu sebelumnya dapat melihat data laboratorium dari pasien tersebut karena dari data lab akan sangat membantu dalam menganalisa dan melihat bagaimana kemungkinan tujuan terapi dan pengobatannya.
Data lab yang sangat membantu untuk kasus tersebut antara lain :
Gula darah (glucose puasa & glucose 2 jam pp), Hb,
Faal ginjal (Urea,BUN,Creatinine)
Serta suhu, tekanan darah dan nadi, plus rekaman ECG kalau ada

Dari resep dokter yang diberikan diatas sekilas terlihat pasien mengalami 3 macam penyakit yang cukup berat yaitu penyakit TBC, gangguan jantung dan diabetes mellitus serta mengalami batuk-batuk dan pasien mengalami kegelisahan.
Penelusuran sejauh mana dan seberapa lama ketiga macam penyakit itu timbul akan sangat membantu dalam melakukan analisa dan intervensi pengobatan penyakit TBC bisa mempengaruhi kondisi kesehatan jantung demikian halnya dengan taambahan penyakit diabet akan cukup menambah masalah dalam menangani penyakitnya.

Kombinasi Tab vit B6 , Ethambutol, Rifampicin merupakan suatu kombinasi pengobatan terapi awal atau terapi ulang pada TBC & profilaksis TBC aktif.
Fargoxin 12,5 ditujukan untuk meningkatkan daya pompa jantung yang melemah sehingga diperlukan untuk menguatkan kerjanya.
Glucovance merupakan kombinasi glibenclamid & metformin HCL terapi ini merupakan terapi tahap kedua untuk DM type II yang tidak dapat dikontrol dengan diet, olah raga & sulfonilurea atau metformin.
Xanax 0,25 & Alganax 0,5 & 0,25 (keduanya mgd alprazolam) digunakan untuk mengatasi ansietas, ansietas-depresi, panik dosis awal 0,75-1,5 mg 3 kali sehari sehingga masih dalam batas wajar diberikan dosis 1 mg untuk gangguan panic 0,5-1 mg malam hari.
Belum lagi dipersulit dengan penyakit batuk yang sangat mengganggu sehingga diberi codein 20 mg

Kepanasan dan kesakitan bisa diakibatkan oleh gangguan yang terjadi dari salah satu dari ketiga penyakit tersebut, pemberian suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh terkadang diperlukan untuk penyakit yang sudah complicated seperti yang dialami pasien tersebut.

Dari resep tersebut diatas juga perlu kita waspadai adanya interaksi dari berbagai obat yang diminum ;

dan perlu kita pikirkan ternyata kombinasi dari resep tersebut dapat menimbulkan interaksi obat sebingga memungkinkan mempengaruhi tujuan pengobatan :

Rifampicin – glucovance -> efek rifampicin mengurangi efek glibenclamid yang ada dalam glucovance sehingga kita perlu memonitor kadar gula darah pasien
Rifampicin – fargoxin -> efek fargoxin berkurang dengan pemberian rifampicin, gunakan kombinasi ini dengan hati-hati, pasien perlu dimonitor. (sumber MIMS interaksi obat)

Nah sekarang tugas kita sebagai seorang apoteker bagaimana caranya agar tidak/seminimal mungkin terjadi interaksi obat?
Karena ada tiga jenis penyakit langkah pertama kita prioritaskan dahulu yang live saving yaitu obat jantung diminumkan dahulu, satu jam berikutnya diminumkan obat diabetesnya kemudian 1 jam berikutnya obat TBC nya. Untuk codeinnya bisa diminumkan seperlunya (saat batuk-batuk), untuk Xanax/Alganax juga seperlunya bila pasien merasa gelisah atau panic.

Dari kasus tersebut kalau kita bisa memonitor pasien di RS setiap hari akan lebih baik dan ini diperlukan hubungan yang baik dengan teman sejawat dokter dan perawat yang ada di ruangan agar tidak ada rasa saling curiga, menyalahkan dll agar kerjasama ini bisa berlanjut saling menjaga kerahasiaan ilmu kedokteran / kefarmasian dan hasil akhirnya patient safety & kesembuhan pasien yang kita utamakan. Terima kasih. (Drs.Suhartono,Apt)

ada yang ingin memberi masukan?

Senin, 11 Agustus 2008

DARI HISFARMA KITA BERGERAK ...

Usai sudah acara level nasional berupa Temu Ilmiah & Organisasi Hisfarma yang digelar oleh Hisfarma Jawa Timur di kota probolinggo tanggal 1-3 Agustus 2008
Harapan akan pencerahan tentang masa depan profesi apoteker komunitas nampak didepan mata namun perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah strategis oleh organisasi hisfarma.

Kedepan Hisfarma harus lebih mengaktualisasikan dirinya
Hisfarma harus dapat menunjukkan jati dirinya hisfarma sudah bukan lagi berwacana Hisfarma harus melakukan langkah nyata agar apoteker komunitas dapat diperhitungkan dikancah dunia kesehatan khususnya farmasi komunitas....

Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah mendata sejauh mana kekuatan apoteker farmasi komunitas
Untuk menilai sejauh mana kekuatan tentunya hisfarma harus dapat menghitung kekuatan anggotanya, hisfarma harus dapat mendata anggotanya ...

Pernah saya melakukan searching tentang data jumlah apotek seluruh indonesia lewat website yang dikeluarkan Direktorat jendral Bina kefarmasian & alat kesehatan Depkes-RI http://www.binfar.depkes.go.id/search_info.php tentang Daftar Nama & Alamat Apotek di seluruh Indonesia yang di keluarkan pada tanggal 14 Juli 2008 dengan senang hati langkah awal saya download khusus untuk apotek jawa timur, namun alangkah terkejutnya saya bahwa daftar yang dikeluarkan ditjen binfar alkes adalah daftar usang yaitu daftar nama apotek tahun 90-an, yang kalau dipakai data sekarang sangat tidak valid apotekernya banyak yang sudah pindah bahkan sudah almarhum, apoteknyapun banyak yang sudah titup bahkan pindah lokasi, kenapa ini bisa terjadi tidakkah ditjen Binfar melakukan update & perbaikan data apotek ? bagaimana koordinasi pusat dan daerah sehingga datanya kacau begini? atau kita harus melakukan langkah manual mendata ke masing-masing daerah kab/kota ?

Mari kita melakukan langkah cepat teknologi informasi sudah sedemikian cepat namun bila dilingkungan birokrasi tidak bisa bergerak cepat apa jadinya apoteker yang diluar birokrasi ... mereka akan melakukan sendiri-sendiri dan ini akan jauh menghabiskan banyak energi .... sementara di negara lain sudah siap masuk ke wilayah negeri kita, namun dari data saja kita harus melangkah manual ....masih mendata ulang .... kapan selesainya .....

Kepada teman – teman ketua ISFI Cabang atau koordinator hisfarma di cabang/wilayah mari kita data kembali nama apotek, nama apoteker penanggung jawab (APA), alamat, pemilik apotek APA/PSA ... agar kita bisa lebih cepat mengambil langkah-langkah strategis ....karena keputusan strategis dapat diambil dari data yang akurat dan valid .....

Ada yang ingin membantu ???

Minggu, 03 Agustus 2008

BERITA JAWAPOS 4 AGUST 2008

APOTEKER SEPAKAT TINGKATKAN
CITRA PROFESIONALISME DIMASYARAKAT

Jawa pos, 4 Agustus 2008

Probolinggo, Apa jadinya bila para apoteker-apoteker dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Himpunan Seminat Farmasi Masyarakat (Hisfarma) bergabung dalam suatu temu ilmiah?
Ternyata ada banyak dasar pemikiran yang mampu menjadi pokok bahasannya. Terlebih mengenai bagaimana praktek kefarmasian di Apotek, bagaimana hubungan profesional antara klinisi (dokter) dengan apoteker praktisi di apotek, bagaimana pelayanan kefarmasian oleh apoteker di masyarakat. Inilah sebagian yang menjadi bahasan dalam temu ilmiah dan organisasi Hisfarma I yang berlangsung di Hotel Bromo View, Probolinggo pada 1-3 Agustus 2008 kemarin.
Dalam kesempatan tersebut walikota probolinggo HM Buchori SH MSi juga hadir sekaligus memberikan sambutan. Dengan mengusung tema “melalui gerakan tiada apoteker tiada pelayanan kita tingkatkan citra profesionalisme apoteker di masyarakat,” temu ilmiah diikuti sekitar 125 peserta.
Mengawali acara, beberapa arahan dari Prof. DR Haryanto Dhanutirto DEA, Apt juga disampaikan kepada peserta selaku ketua Umum Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) Pusat, dan tak tanggung-tanggung, Drs Abdul Muchid, Apt selaku Direktur Bina Farmasi Komunitas dan klinik - Depkes RI sengaja diundang oleh panitia acara sebagai pembicaranya. “Apoteker itu bukan tenaga medis, tugas pokok seorang apoteker itu melaksanakan pekerjaan kefarmasian, yaitu mengaktualisasi peran apoteker di dalam pelayanan kesehatan,” ujar Drs. Abdul Muchid kepada Radar Bromo disela kegiatan saat itu. Ingat, obat itu bisa menjadi racun kalau dipakai kalau dipakai kurang dari dosis bisa menjadi racun kalau dipakai lebih dari dosis bisa menjadi racun. Disini peran apoteker sebagai tenaga kesehatan menjadi semakin nyata sebagai tenaga kesehatan masyarakat. Apalagi dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, seorang apoteker harus bisa meningkatkan peran dan tanggung jawabnya juga,” lanjut drs. Abdul Muchid.
Beliau juga menegaskan,”Ke depan semua obat atau resep adalah kewenangan apoteker yang menyampaikan langsung kepada masyarakat, memberikan informasi tentang obatyang diberikannya, hingga dosis yang tepat inilah yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat.” Hal ini tentu saja sesuai dengan PP tentang pekerjaan kefarmasian yang segera menyongsong.
Drs. Suhartono, Apoteker praktisi apotek Bromo probolinggo selaku ketua panitia mengungkapkan temu ilmiah dan organisasi Hisfarma I ini merupakan salah satu langkah nyata untuk meningkatkan kepedulian dalam melakukan praktek kefarmasian mengingat telah bergesernya paradigma profesi farmasi di bidang pelayanan dari drug oriented menuju patient oriented. Jadi sekarang bukan hanya berorientasi obat lalu dan beralih kepada mutu pelayanan. Tapi yang lebih penting lagi adalah menjaga keselamatan dan kesembuhan pasien secara konsisten dan terus menerus,” ujar Drs. Suhartono, Apt kemarin. (adv)
EDISI BERIKUTNYA PEMBAHASAN MAKALAH .... Tunggu tanggal mainnya .... ok

Rabu, 30 Juli 2008

TATAP Sebagai Upaya Refungsionalisasi Apoteker

Seputar temu Ilmiah & organisasi Hisfarma 1-3 Agustus 2008

Konsep Tiada Apoteker Tiada Pelayanan (TATAP) dalam pekerjaan kefarmasian tidak bisa dilepaskan dari perkembangan konsep dan pemahaman tentang Farmasi Komunitas (Community Pharmacy). Dalam kenyataannya, perkembangan Farmasi Komunitas di Indonesia telah berjalan seiring dengan keberadaan usaha kefarmasian di bidang apotek ....
TATAP dalam farmasi komunitas memang merupakan keniscayaan agar pekerjaan kefarmasian sempurna diwujudkan .....

Selengkapnya simak ulasan: Amir Hamzah Pane, Drs, Apt, MM, MH
(Tenaga Ahli Komisi IX DPR RI, Ketua Bidang Umum dan Usaha BPP ISFI, Ketua Komite Advokasi dan Bantuan Hukum GP Farmasi Indonesia dan Doses FMIPA Farmasi UHAMKA)


Sementara itu drs Ahaditomo,MS,Apt dalam penyampaian makalahnya berjudul :

MEMAHAMI APOTEKER SEBAGAI PROFESI KESEHATAN

menegaskan :

APOTEKER MENGALAMI PROSES “DE-PROFESI” OLEH KARENA TELAH TERJADI PERGESERAN CARA PANDANG DALAM PEMBUATAN OBAT.
TAMPILAN APOTEKER MENGALAMI PERUBAHAN BESAR DARI SEMULA “PEMBUAT OBAT JADI” MENJADI “ PENJUAL OBAT JADI BUATAN PABRIK” DI APOTEK,

APOTEK BERUBAH DARI SEMULA TEMPAT PELAYANAN PROFESI MENJADI TOKO PENJUALAN OBAT JADI ....


Bagaimana komentar anda :
Datang & sampaikan pendapat anda dalam Acara
Temu ilmiah & organisasi Hisfarma I
Di Probolinggo jawa Timur
1-3 Agustus 2008

info selengkapnya hub. 08123208562




Jumat, 25 Juli 2008

DAPATKAH ISFI MENJAMIN OBAT DI APOTEK TERBEBAS DARI OBAT PALSU ?

Seputar Acara temu ilmiah & organisasi Hisfarma
Probolinggo 1-3 Agustus 2008

Ada hal yang menarik dalam acara temu ilmiah & organisasi hisfarma
Acara temu ilmiah level nasional digelar oleh hisfarma Jatim di tahun 2008 dibilang cukup menarik karena :

Acara digelar dikota kecil Probolinggo Jawa timur. Untuk menuju kota Bayuangga (Angin, anggur & mangga) probolinggo dari Surabaya atau malang yang hanya berjarak 100 km dapat ditempuh dengan kendaraan darat selama 2 jam kearah timur. Lokasi hotel bromo view berada di kota probolinggo dan dilalui jalur Bus Malang-Probolinggo, atau Surabaya-Probolinggo akan dapat memudahkan peserta dalam mencapai lokasi tempat acara dilaksanakan kegiatan tersebut (lihat info hotel).
Acara dilaksanakan selama 3 hari terbagi menjadi 3 bagian hari pertama tanggal 1 agustus malam hari dimulai dengan kegiatan sosialisasi pemanfaatan computer didalam praktek keseharian di bidang kefarmasiaan : baik penggunaan program computer untuk system stok maupun penjualan jugaa pemanfaatan computer untuk optimalisasi KIE dan membentuk jaringan komunikasi dengan sesama apoteker Tujuan dari kegiatan ini untuk menumbuhkan minat apoteker dalam memanfaatkan teknologi Informasi yang lagi in di era globalisasi sekarang ini agar tidak tertinggal jauh bahkan diharapkan bisa menjadi leader didalam memaanfaatkan IT dalam kegiatan kesehariannya.

Hari kedua tanggal 2 agustus puncak acara berupa pembukaan dan dilanjutkan kegiatan temu ilmiah yang diisi oleh Direktur bina farmasi komunitas & klinik, Ketuaa Umum ISFI Prof. DR. Haryanto Dhanutirto, DEA, Apt, serta membangun hubungan profesionalisme antara dokter & Apoteker dalam memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat oleh dr. Jauhar kumoro, SpoG serta Praktek kefarmasian oleh Apoteker di Apotek/masyarakat sebagai tenaga kesehatan oleh Drs.Ahaditomo, MS, APt – Ketua Kehormatan ISFI
Dalam kesempatan terpisah dr.Jauhar Kumoro, SpOG dari IDI pernah menyampaikan keresahan dan permintaan seputar obat palsu dapatkah ISFI menjamin bahwa Obat yang beredar di Apotek dapat dipertanggung jawabkan ? terbebas dari obat palsu? Secara teori bisa dibilang dapat tapi prakteknya data statistik apotek yang dimiliki apoteker sekitar 10-15% sementara apotek yang dikelola penuh oleh apoteker katakanlah total 30% sisanya tentu dikelola oleh PSA atau non apoteker sekitar 70% tentunya bukan hal yang mudah untuk dijawab bisa atau tidak tetapi dituntut sikap mental dan tanggung jawab semua pihak pelaku yang terlibat dalam jalur distribusi obat mulai pabrik pembuat, Distributor, Sales, Detailer, apotek (PSA) sampai pengguna dalam hal ini dokter maupun paramedis. Disamping itu peran regulator baik Depkes, BPOM, maupun organisasi profesi kesehatan dituntut saling bahu-membahu memerangi kasus kejahatan seputar peredaran obat palsu yang sangat merugikan masyarakat dan semua pihak. Permasalahan seperti ini tentunya akan menarik untuk dfibahas di forum temu ilmiah & organisasi Hisfarma yang pesertanya hampir kebanyakan praktisi perapotikan yang tersebar di wilayah Indonesia mulai dari sabang sampai meraoke.
Acara organisasi hisfarma diharapkan mampu menjadi wadah dalam memberikan solusi seputar permasalahan praktek profesi apoteker di perapotikan mengingat praktek di apotek merupakan praktek profesi yang mandiri & tidak tergantikan oleh orang lain (idealnya begitu), namun dilapangan terkadang lain ceritanya kecuali bila apoteker itu dalam melakukan praktek ditempatnya sendiri/miliknya sendiri dan ini jumlahnya sangat kecil 10-15% selebihnya kebanyakan milik swasta. Ini tantangan yang sangat berat bagi organisasi apoteker (ISFI/Hisfarma) dalam membangun suatu komunitas praktek kefarmasian kondusif bebas dari intervensi pihak lain.
Kelemahan dalam berwirausaha bagi seorang apoteker juga diangkat dengan Menumbuhkan semangat enterprenership bagi profesi apoteker oleh Drs. Bambang Resmianto, Apt, harapannya akan dapat menggugah semangat berwirausaha di kalangan apoteker agar dapar memenuhi kebutuhan dalam melakukan praktek profesinya sendiri tanpa tergantung pihak lain.
Disamping itu masih banyak materi lain terkait ilmu kefarmasian maupun manajemen perapotikan yang diangat dalam acara hisfarma nanti.

Di Hari ke 3 tanggal 3 agustus peserta akan diajak menikmati keindahan panorama gunung bromo sekaligus tantangan untuk dapat menaiki & mendaki gunung yang begitu indah dan mempesona yang selalu banyak dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara (lihat wisata gunung bromo).

Senin, 21 Juli 2008

INGIN PRAKTEK PROFESI APOTEKER ???

Ada Permintaan Apoteker di
Koperasi Karyawan PT Indonesia Power Kantor Pusat “ KOSAMA “
Jln. Jend. Gatot Soebrota Kav. 18.
JAKARTA 12950

Ada Sejawat Yang Berminat ?
Lihat lengkapnya di menu Info kerja

Minggu, 20 Juli 2008

UNDANGAN !!!

HISFARMA JAWA TIMUR
Mengadakan :
"TEMU ILMIAH & ORGANISASI HISFARMA"
Hotel Bromo View - Probolinggo Jawa timur
1-3 Agustus 2008

DASAR PEMIKIRAN

Di era globalisasi saat ini yang ditandai dengan kemudahan pertukaran informasi antar warga dunia seolah telah menghilangkan batas-batas wilayah antar negara. Akibatnya, pelayanan kefarmasian di masyarakat (Apotek) pun tidak lepas dari persaingan global.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian dan bergesernya paradigma profesi farmasi dibidang pelayanan dari drug oriented menuju patient oriented menuntut peningkatan peran tenaga farmasi khususnya tenaga apoteker untuk meningkatkan kepeduliannya dan langkah nyata dalam melakukan praktek kefarmasian.
Dalam upaya melanjutkan eksistensi profesi Apoteker di masyarakat, khususnya untuk mendukung pharmaceutical care bidang layanan perapotikan upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien diberbagai negara maju bahkan telah menggeser paradigma ”quality” kearah paradigma baru ”quality – safety - efficacy”. Ini berarti bukan hanya mutu pelayanan yang harus ditingkatkan tetapi yang lebih penting lagi adalah menjaga keselamatan dan kesembuhan pasien secara konsisten dan terus menerus.
Sehubungan dengan itu Himpunan Seminat Farmasi Masyarakat (HISFARMA) JATIM mengadakan kegiatan TEMU ILMIAH DAN ORGANISASI HISFARMA I di Probolinggo Jawa – Timur. Dengan tema
”Melalui gerakan Tiada Apoteker Tiada pelayanan (TATAP) kita tingkatkan citra profesional Apoteker di masyarakat”

TUJUAN :
- Meningkatkan pengetahuan dan teknologi mutahir bidang kefarmasian bagi Apoteker
- Meningkatkan eksistensi dan kompetensi Apoteker.
- Mengembangkan jalinan kerjasama, komunikasi dan informasi antar apoteker praktisi di apotek sebagai upaya nyata mempersiapkan dan mensosialisasikan program Nasional ISFI yaitu Tiada Apoteker Tiada Pelayanan (TATAP
)

SASARAN
Apoteker yang melakukan praktek kefarmasian di masyarakat dan perapotikan

WAKTU DAN TEMPAT :
Hari : Jum’at – Minggu
Tanggal : Tgl 1 – 3 Agustus 2008
Tempat : Hotel “ Bromo View “
Jl. Raya Bromo Km 05 Probolinggo – Jawa Timur

INFORMASI & PENDAFTARAN
Sekretariat : Apotek Bromo : Jl. Raya Bromo 22 Probolinggo
Telp : Flexy : 0335-7634302; Hp. 08123208562

C/q Drs. Suhartono, Apoteker
Email : ifrs_kabprob@telkom.net

Pendaftaran :
Tri Susanti, S Farm, Apt : 0852 28063556

Arif Wijayanto, S Farm, APt : 088803242135

Patworo Swandanu, Ssi Apt : 08123128864

Ani Handayani, SFarm, Apt : 085648338056


Biaya Pendaftaran :
I. Paket Ekonomis : Rp. 750.000,- termasuk :
- Temu ilmiah + seminar kit + sertifikat + biaya penginapan 3 hari 2 malam(1 kamar untuk 2 Peserta)
- Paket Wisata ke Gunung Bromo
(Transportasi dari hotel + tiket masuk wisata ).
NB : Untuk Paket Ekonomis karena tempat terbatas pendaftar awal yang di prioritaskan

II. Non Paket /Tidak termasuk penginapan/membawa keluarga :
- Temu Ilmiah + Sertifikat Rp 300.000,-
- Paket Wisata ke Gunung Bromo Rp. 100.000,-

NB:
Pendaftaran dibatasi hanya sampai 150 Peserta.

CARA PEMBAYARAN :

ditransfer melalui rekening BCA a.n Tri Susanti No. rek : 8220316468

Konfirmasi pendaftaran dapat melalui telp,fax,SMS ke panitia pendaftaran


JADWAL ACARA :

Jum’at 1 Agustus
13.00-18.00 Check in & Pendaftaran Peserta

18.00-19.00 Makan malam

19.00-21.00 Sosialisasi program komputer & internet Marketing


Sabtu, 2 Agustus 2008
07.00 – 08.00 Pendaftaran Peserta
08.00 - 09.00 Pembukaan
Laporan Panitia /Hisfarma Jatim

Sambutan Walikota Probolinggo
Sambutan Pengurus Pusat ISFI
Sambutan Dirjen Bina Kefarmasian & Alkes Cq direktur Bina Farmasi komunitas & Klinik Sekaligus membuka Acara
09.00 - 09.30 Coffee Break
09.30- 10.00 Pelayanan Praktek Kefarmasian Oleh Apoteker di Apotek Dalam rangka menyongsong PP tentang Pekerjaan Kefarmasian oleh Direktur Bima Farmasi Komunitas & Klinik

10.00-10.30 Arahan Oleh PP ISFI

10.30-11.00 Hubungan Profesional antara klinisi (dokter) dengan Apoteker Praktisi di Apotek dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

Pembicara : dr. Jauhar Kumara, SpOG dan Team - IDI

11.00-11.30 Praktek kefarmasian oleh Apoteker di Apotek/masyarakat sebagai tenaga kesehatan.
Drs. Ahaditomo, MS, APt – Ketua Kehormatan ISFI
11.30-12.30 Diskusi
12.30-13.30 ISHOMA


13.30-17.00 TEMU ILMIAH KELAS PARALEL

1. Menumbuhkan semangat enterprenership bagi profesi apoteker
Pembicara : Drs. Bambang Resmianto, Apt - Jakarta

2. Pengembangan layanan Kefarmasian oleh Apoteker di ApotekDrs.Amir Hamzah Pane, MM, Apt
3. Manajemen Profesional Praktek di Apotek
Pembicara : Dr. Dra Wahyu Utami, MS, Apt - Univ Airlangga
Praktisi Apotek Adinda Surabaya
4. Peran Apoteker dalam manajemen Drug Related Problem dan penanganan Pharmaceutical care pada dermatitis alergi, bakteri, jamur dan parasit.
Pembicara :Drs. Bambang Sidarta, Apt UNIV. Barwijaya - Malang
Praktisi Apotek Domat Malang
5. Service Exelence & layanan prima dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan serta keberhasilan usaha perapotekan.(disertai Aplikasi pelayanan prima dan pelaksanaan quality-safety-efficacy di Singapura)
Pembicara : Drs. Suhartono, Apt. Praktisi Apotek Bromo Probolinggo

17.00-18.30 ISHOMA
19.30-22.00 SIDANG ORGANISASI
22.00 Penutupan

Minggu , 3 Agustus 2008
02.00 – 09.00 Wisata ke Gunung bromo
09.00 – 09.30 Makan pagi/Mandi Pagi
09.30 - 12.00 Acara Bebas
12.00 Chek out

Kamis, 19 Juni 2008

SELAMAT & SUKSES

TEMU ILMIAH & ORGANISASI HISFARMA I
Probolinggo, 1-3 Agustus 2008

Rabu, 04 Juni 2008

SUSUNAN PANITIA

PENASEHAT :
KETUA UMUM ISFI PUSAT
KETUA ISFI JATIM
Penanggung Jawab : DR. Bambang Prajogo, MS, Apt
Jajaran Pengurus HISFARMA JATIM
Panitia Pengarah :
Drs. Amien Prasodjo, Apt
DR. Umi Atijah, MS, Apt
Drs. Suhartono, Apt

Ketua : Arif Wijayanto, S. Farm., Apt
Ketua I : Patworo Swandanu, Ssi, Apt
Ketua II : Deasy Wahyuni, S. Farm, Apt
Sekretaris I : Tri Susanti, S. Si., Apt
Sekretaris II : Ani Handayani, S Farm, Apt
Bendahara I : Rokayah S. Si., Apt
Bendahara II : Sinta S. Farm, Apt.

Sie. Dana & Umum :
1. Drs. Candra Teddy, Apt.
2. Dra. Setyorini, Apt
3. Drs. Sundoro Tanto, Apt
4. Dra. Harini, Apt
5. Moh. Yeni Wahyudi, Ssi, Apt
6. Aprilia Dwiwati, Ssi, Apt
7. Rina Maryana, Ssi, Apt
8. Beatrix Aryesyam Ssi, Apt

Sie. Penerima Tamu :
1. Endang Purwaningsih
2. Dra. Wahyu Hadiati, Apt
3. Dra. Suaidah, Apt

Sie.Acara
1. Dra. Triana Nawangsari, Apt.
2. Dra. Liza Pristiyanti, MM, Apt
3. Dra. Tri Maesyaroh, Apt

Sie Ilmiah
1. Drs. Bambang Sidarta, MS, Apt
2. Dr. Dra Wahyu Utami, MS, Apt
3. Moh Natser latif, Ssi, Apt
4. Umron Ashobiyah, Ssi, Apt
5. Hajar Setio Palupi, SSi, Apt

Sie Sidang Organisasi
1. DR. Drs. Abdur Rahem, M.Kes, Apt
2. Suyanto, SSi, Apt

Sie. Perlengkapan & Konsumsi :
1. Dra. Sri Purwanti, Apt
2. Dra. Elly Yunita, Apt

Sie Transportasi
1. Moch Junis, Ssi, APt
2. Mahfud, Ssi, Apt

Sie. Publikasi & Dokumentasi :
1. Luki Handayani, S. Farm,. Apt.
2. Fitria S. Farm, Apt

Sie Wisata G. Bromo :
1. Sukmawati, Ssi, Apt

Senin, 02 Juni 2008

MANFAAT INTERNET

Manfaat Internet Bagi Apoteker

Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke Internet. Berikut ini hanyalah sebagian dari apa yang tersedia di Internet :
*Informasi untuk kehidupan pribadi :
Kesehatan, Rekreasi, Hobby, Pengembangan Pribadi, Rohani, Sosial.
*Informasi untuk kehidupan profesional/Pekerja :
Sains, Teknologi, Perdagangan, Saham. Komoditas, Berita Bisnis, Asosiasi Profesi, Asosiasi Bisnis, Berbagai Forum Komunikasi.

Bagi seorang apoteker Manfaat internet yang dapat diambil adalah :
- Dapat digunakan mencari berbagai literatur dan mempercepat menyelesaikan permasalahan kefarmasian di tempat profesinya
- Dapat sebagai informasi dalam PIO (Pelayanan Informasi Obat) baik di RS maupun Apotek
- dll.

Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan Internet tidak mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor-faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat Internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu.