Selasa, 06 Maret 2012

PENGALAMAN PRAKTEK DIAPOTEK


<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Kemarin Siang apotek kami kedatangan pasien Tn X berumur 40 th yang mau menebus obat dengan membawa sendiri resep dokter ke apotek.

Stlh Saya periksa kelengkapan R/nya ternyata :

- Resep tersebut ditulis 5 bln yang lalu (bulan okt 2011)

- didalam resep tersebut tertulis permintaan carbamazepin 200 tab.

- Dokter yang menulis resep tersebut prakteknya berada di luar kota

Karena jumlahnya cukup banyak dan dokter yang menulis resep tsb lokasi prakteknya berada di luar kota (beda kota dengan apotek kami) dan resep tsb ditulis kira-kira 5 bulan yang lalu (Bulan okt 2011). Akhirnya saya sarankan pasien tersebut (Tn X) agar memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat yang berjarak sekitar 100 m dari apotek kami.

Singkat cerita Tn X pergi ke puskesmas 20 menit kemudian balik kembali lagi ke apotek dengan tetap membawa resep yang lama tadi dengan alasan puskesmasnya ramai dan harus antri.

Akhirnya dengan pertimbangan profesi dan kemanusiaan saya memutuskan untuk tetap melayani resep tetapi hanya untuk pemakaian 15 hari. Selanjutnya saya suruh kontrol di dokter sekitar Tn X Tinggal. Kemudian saya terlebih dahulu melakukan asessment mulai dari status Tn X, umur, keluhan, kapan mulai sakit, obat apa yang sebelumnya pernah diminum dst. Dari asessment diketahui ternyata tn X baru 4 bulan pindah di kota probolinggo, sebelumnya tinggal di kota malang dan Tn X bercerita juga kalau pernah mengalami kejang-kejang.

Sambil menunggu resep dikerjakan saya lakukan konseling terhadap Tn X, namun tiba-tiba wajah tn X kelihatan pucat, cemas dan mau menangis kemudian mengalami ketegangan ditangannya dan akhirnya kejang-kejang. Si pasien duduk dengan posisi melorot terjatuh kebawah diikuti kejang-kejang. Saat itu juga saya memerintahkan salah satu karyawan di apotek untuk segera meminta bantuan petugas paramedis di puskesmas. Sambil menunggu petugas puskesmas datang saya lakukan pertolongan seadanya bersama beberapa karyawan berusaha menolong pasien dengan memegang si pasien agar tidak mengalami benturan dengan benda-benda disekitar (yang berakibat membahayakan si pasien). Serangan kejang pada pasien berlangsung sekitar 10 menit kemudian berangsur pelan dan akhirnya berhenti dengan sendirinya. Saat itu saya berusaha menenangkan si pasien sambil memberikan minum air putih hingga si pasien betul-betul tenang dan normal kembali. Selang 30 menit kemudian karyawan saya datang dari puskesmas namun tidak bersama paramedis puskesmas. Karyawan saya bilang petugas puskesmas lagi sibuk katanya pasien disuruh membawa ke puskesmas.

Akhirnya setelah pasien Tn X tenang saya berikan obatnya dan saya beri minum air putih kemudian saya suruh meminum obat tsb agar menjadi lebih tenang. Namun karena rumah Tn X agak jauh sekitar 500 m dari apotek, saya tunggu Tn X untuk memastikan kondisi Tn X benar-benar stabil dan akhirnya saya perbolehkan pulang.

30 menit berikutnya setelah Tn X meninggalkan apotek saya telephon Tn X tadi untuk memastikan apakah ybs benar sudah sampai rumah dengan selamat, mengingat Tn X datang sendiri tidak diantar pihak keluarga.

Dan ternyata alhamdulillah Tn X sudah sampai dirumah dengan selamat dan saya sempat berbincang per telephon dengan ibu si Tn X untuk memberikan konseling mengantisipasi kemungkinan seandainya terjadi serangan kejang berikutnya.

Nah sahabat apoteker ... begitulah sekilas gambaran kejadiannya..

Penyakit tersebut dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah Epilepsi. Epilepsi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum di seluruh dunia yang diderita oleh jutaan umat manusia. Dalam ilmu kedokteran, epilepsi definisikan sebagai suatu gangguan kesehatan yang disebabkan kelainan fungsional otak, dan ditandai dengan gejala neurologis berupa kejang berulang. Kejang tersebut disebabkan oleh aktivitas listrik otak yang abnormal.

Bisa dibayangkan, bagaimana perasaan dan kecemasan yang dirasakan oleh penderita dan keluarganya.Perasaan cemas itu diakibatkan oleh trauma atas serangan kejang yang tiba-tiba, serta menyebabkan penurunan kesadaran sebagian atau secara total pada saat serangan kejang ini. Dan tentunya kondisi ini akan sangat berbahaya, jika serangan terjadi pada saat penderita tersebut sedang mengendarai kendaraan di jalan raya, karena tentunya dapat berakibat suatu kecelakaan, bukan hanya berakibat pada penderita tetapi juga bisa berdampak pada orang banyak.

Pada situasi demikian peran profesi apoteker sangatlah penting, yakni tidak sekedar menjual obat (obat sebagai komoditas), namun Apoteker harus mampu berperan lebih jauh sehingga Apoteker akan mampu : membedakan antara gejala penyakit ringan dan serius, mampu membedakan resep itu benar atau disalahgunakan, memang diperlukan pasien atau tidak, mampu dan terampil berkomunikasi, bertanya dan mendengarkan pasien secara aktif, mampu melakukan pemilihan terapi secara efektif serta mampu bekerjasama dan berkolaborasi dengan dokter dan profesi kesehatan lain. .ok