Selasa, 21 Februari 2012

Biaya berobat di Rumah Sakit


Mohon maaf teman-teman lama saya tidak menulis... namun kali ini saya punya sesuatu yang perlu kita sharingkan ... mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua...

Seminggu yang lalu anak teman saya ( 9 th) sakit panas, disamping panas yang tidak kunjung turun, faktor susah makan dan kurangnya asupan nutrisi pada si anak menyebabkan teman saya memutuskan untuk dirawat di RS.

Sebenarnya teman saya punya fasilitas mendapat pengobatan dengan memakai asuransi Kesehatan (ASKES) namun saya tidak mengerti kenapa beliau memilih untuk berobat di fasilitas kesehatan swasta (tidak menggunakan fasilitas askesnya)

Kali ini saya mau share tentang biaya yang dikeluarkan bila kita berobat rawat inap di Rumah Sakit :

Untuk biaya kamar/hari sudah termasuk biaya visite dokter di Kab/kota Probolinggo.

kelas 3 Rp.75.000

Kelas 2 Rp.100.000

Kelas 1 Rp.150.000

VIP Rp.200 .000

Namun tahukah anda bahwa untuk perawatan 5-6 hari tagihan biaya perawatan teman saya pada saat mengambil fasilitas VIP dengan biaya kamar plus visite dokter di RS. Tagihan totalnya bisa 4,4 Juta.

Kenapa hal ini bisa terjadi ?

Apa perbedaan perawatan di Rumah Sakit dan Menginap di Hotel ?

Bila kita menginap di Hotel, berapapun harinya kita menginap kita sudah bisa menghitung berapa biaya yang harus kita keluarkan di tambah berapa biaya lain-lain (mini bar, pesan makanan di hotel dll)

Namun bila kita di dirawat RS biaya kamar kira-kira hanya 30% dari biaya total tagihan RS. banyak komponen biaya yang jauh lebih besar dan perlu kita cermati dari pada sekedar biaya kamar :

Komponen biaya tersebut adalah :

Visite Dokter (setiap kali visite)

Dokter umum Rp.20.000-30.000

Dr. Spesialis Rp. 40.000-60.000

Jasa Perawat (setiap kali melakukan tindakan)

Tindakan tiap melakukan suntikan/pasang infus dll : Rp. 5.000-15.000

Biaya Obat :.... ?

Biaya Rontgen : tergantung pemeriksaan Rp.... ?

Biaya Laboratorium : tergantung pemeriksaan ..... Rp.... ?

Biaya lain-lain : ... ?

Biaya Obat :

Kali ini saya akan share komponen biaya obat karena Biaya obat merupakan komponen terbesar dari seluruh biaya perawatan di RS. Untuk rawat inap biaya obat berkisar kurang lebih 60-70% total biaya tagihan.

Tagihan obat ini akan lebih besar bisa pasien mengambil kelas VIP dan mendapatkan obat-obatan merek dagang atau merek Original.

Sebagai contoh bila kita menggunakan obat generik / Obat standart Asuransi

Untuk Pemakaian Obat oral spt : Amoxicilin tab 500mg 10 tab biayanya kurang lebih 5.000-10.000, tetapi kalau kita mendapatkan resep obat merek dagang walaupun bukan merk original (Misal : Amoxan, Kalmoxillin, Intermoxil dll) untuk jumlah yang sama (10 tab) bisa menghabiskan biaya berkisar 30.000-50.000 (hampir sepuluh kali lipat), demikian halnya untuk obat-obatan antibiotik injeksi (misal ceftriaxon 1 g inj = Rp.8000, Resep ceftriaxon merek dagang (apapun mereknya variasi harganya bisa berkisar Rp. 120.000 – Rp.150.000 per Vial ) artinya harga obat-obat injeksi untuk pabrik mee to saja berkisar antara 15-20 kali lipat harga obat generik... wow gila bukan.....) .

Belum lagi kalau kita mendapatkan obat infus, oksigen, alat kesehatan habis pakai dll selama perawatan di RS.

Singkat cerita Anak teman saya tersebut pada hari senin suhu badannya sudah mulai stabil (normal) dan hari selasa sudah diperbolehkan pulang.

Nah sekarang tinggal kita menghitung berapa tagihan anak teman saya tsb selama di RS ?

Pasien Anak tsb masuk RS hari kamis jam 22.00 WIB dan pulang Selasa jam 16.00WIB. Menurut perhitungan RS dihitung mulai Hari : kamis, Jum’at, Sabtu, Minggu, Senin, Selasa = jadi dirawat selama 6 hari.

Sehingga perhitungan tagihan untuk 6 hari untuk kamar VIP = 6x200.000 = Rp.1,2 jt

Namun berapa tagihan totalnya ?

Tagihan total ternyata sekitar Rp. 4,4 juta.

Kenapa bisa 4,4 juta Juta ?

Ternyata ada komponen lain-lain sebesar 3,2 Juta

Ternyata komponen lain-lain tsb yang terbanyak adalah :

1. 1.Biaya Obat = 2,7 jt

2.Biaya perawatan = 300 rb

3. Biaya laboratorium = 400 rb

Biaya lain lain inilah yang terkadang tidak kita sadari atau tidak kita cermati.

Bersambung.

Minggu, 05 Februari 2012

MENGENANG HARI KANKER SEDUNIA


Human Papilloma Virus, Penyebab Kanker Leher Rahim


Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang paling banyak pengidapnya di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan negara kedua di dunia –setelah Cina– yang memiliki pengidap kanker leher rahim terbanyak. Padahal kanker yang sering disebut kanker mulut rahim ini termasuk kanker yang mudah dideteksi secara dini dan bisa dicegah/diobati sebelum berkembang lebih lanjut.

Hampir semua (99%) kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Infeksi human papilloma virus adalah sesuatu yang sangat mudah terjadi. Diperkirakan tiga per empat dari jumlah orang yang pernah melakukan hubungan seks, laki-laki maupun perempuan, mengalaminya.

Tidak beda dengan flu, kebanyakan infeksi HPV dapat sembuh sendiri, sehingga penderita tidak pernah menyadarinya. Hanya sebagian kecil infeksi HPV yang menjadi infeksi menahun, kemudian berkembang menjadi kanker.

Kutil

Bintil-bintil di kulit yang bentuknya menggelembung seperti bunga kol? Itu salah satu “jejak” serangan human papilloma virus (papilloma = bintil/kutil). Virus human papilloma jenisnya lebih dari 100 macam, yang masing-masing diberi nomor untuk membedakan jenis satu dengan jenis lainnya. 60 jenis di antaranya menyebabkan kutil-kutil kulit yang tidak berbahaya. Sisanya merupakan HPV tipe mukosal, yaitu hanya menyerang selaput-selaput lendir seperti yang terdapat pada mulut, kerongkongan, ujung penis, vagina, leher rahim, dan dubur. Tipe mukosal disebut juga HPV genital, karena yang paling sering diserang adalah area kelamin. Ada yang menimbulkan kutil di vagina atau penis, yang lazim disebut dengan penyakit “jengger ayam”, yaitu HPV tipe 6 dan 11, tetapi ini tidak akan menjadi kanker.

Yang dapat menyebabkan kanker adalah HPV genital tipe 16, 18, 31, 35, 39, 45, 51, 52, dan 58. Lebih dari 70% kanker leher rahim disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Selain menyebabkan kanker leher rahim, HPV juga dapat menyebabkan kanker anus, vagina, vulva, penis, bahkan kanker kerongkongan.

Virus ini menular terutama melalui hubungan seks, termasuk anal sex, oral sex, dan hand sex. Sebagian besar di antaranya terinfeksi pada umur 15-30 tahun, yakni dalam kurun waktu empat tahun setelah melakukan hubungan seks yang pertama. Orang yang terinfeksi HPV genital biasanya tidak tahu dia terinfeksi, karena infeksi ini tidak menimbulkan gejala sama sekali (kecuali yang menimbulkan “jengger ayam”), dan sistem kekebalan tubuh segera menyerang supaya virus ini mati atau lemah –sehingga tidak aktif.


Sampai sekarang infeksi human papilloma virus belum dapat diobati, tetapi sistem pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di antaranya dalam waktu 2 tahun. Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak aktif. Virus yang tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain, sewaktu-waktu aktif lagi (kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah sel leher rahim menjadi sel pra kanker, yang bertahun-tahun kemudian dapat menjadi kanker.

Vaksinasi

Cara terbaik untuk mencegah infeksi human papilloma virus (juga untuk mencegah serangan segala macam virus lainnya) adalah dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar dengan pola hidup seimbang: cegah stres, hindari polusi, konsumsi makanan bergizi dan seimbang, cukup olahraga, cukup istirahat. Klasik ya? Tapi memang itulah yang terbaik.

Infeksi HPV juga dapat dicegah dengan vaksinasi, dan akibat yang ditimbulkannya (kutil, lesi pra kanker, maupun kanker stadium dini) dapat mudah dideteksi dan diobati. Vaksin yang tiga kali disuntikkan di lengan ini mampu melindungi kita dari empat tipe HPV penyebab kanker dan “jengger ayam”, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, selama empat tahun. Sebaiknya vaksinasi diberikan kepada para gadis yang belum pernah melakukan aktivitas seksual. Orang yang sudah pernah melakukan aktivitas seksual kemungkinan besar sudah pernah terinfeksi HPV. Jika yang menginfeksinya bukan virus tipe 6, 11, 16, dan 18, maka vaksinasi ini masih ada gunanya.

Walaupun sudah menjalani vaksinasi, wanita yang sudah melakukan aktivitas seksual seyogyanya melakukan pemeriksaan pap smear berkala secara rutin. Pemeriksaan ini mudah, murah, dan efektif untuk mendeteksi adanya sel abnormal akibat HPV, misalnya lesi pra kanker maupun kanker stadium dini. Kanker leher rahim yang ditemukan pada stadium dini lebih mudah disembuhkan.

Ingin Solusi Sehat hub. 081939505477

WASPADAI KANKER PAYUDARA



Kanker payudara adalah momok menakutkan yang mengintai para wanita. Di Indonesia, penyakit ini adalah pembunuh perempuan nomor dua setelah kanker leher rahim. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari jeratannya?

Simak tips berikut ini.

Rutin Berolahraga
Menurut Debbie Saslow dari American Chemical Society/ACS, olahraga menurunkan kadar estrogen yang dikaitkan dengan a/">kanker payudara. Untuk mendapatkan hasil maksimal, cobalah melakuakn aktivitas yang menggerakkan jantung selama 45-60 menit, minimal 3 kali seminggu. Olahraga sedang selama 30 menit, 5 hari seminggu juga tetap bermanfaat.

Jaga Berat Badan
Menurut Heather Spencel Feigelson, PhD, MPH dari ACS, penambahan berat badan sebanyak 10 kg saja di usia dewasa ikut meningkatkan risiko penyakit a/">kanker payudara. Selain itu, penambahan berat badan juga memicu berbagai penyakit. Jadi, jika berat badan Anda tergolong berlebih, cobalah menurunkannya dan pertahankan dalam batas yang sehat.

Konsumsi Vitamin D
Penemuan baru yang dipresentasikan di American Society of Clinical Oncologists menyebutkan pasien a/">kanker payudara yang kekurangan vitamin D berisiko 94 persen lebih besar mengalami penyebaran a/">kanker payudara dibandingkan yang memiliki vitamin D dalam kadar cukup. Andrew Kaunitz, MD, profesor bidang obstetri dan ginekologi dari University of Florida College of Medicine-Jacksonville menganjurkan kita mengkonsumsi 800-1000 (IU) vitamin D sehari.

Batasi Alkohol

Data terbaru dari National Cancer Institute menyebutkan bahwa perempuan yang minum satu atau dua takar alkohol sehari berisiko 32 persen lebih besar menderita a/">kanker payudara. Selain itu, mereka yang mengkonsumsi lebih banyak, berisiko 51 persen lebih besar. Para pakar menganjurkan agar Anda minum alkohol tidak lebih dari 1 gelas per hari, bahkan jika perlu, dihentikan.

Lakukan SADARI

Menurut Eva Singletary, MD, dari MD Anderson, memang hanya sekitar 15 persen /">kanker payudara dideteksi oleh pasien sendiri. Namun, rajin melakukan SADARI (pemeriksaan sendiri), plus pemeriksaan rutin ke dokter, jika mencurigai adanya benjolan tak wajar bisa menjadi kunci utama pencegahan. Di Eropa atau Amerika, jumlah penderita /">kanker payudara tidak begitu banyak karena kesadaran melakukan deteksi dini di negara-negara tersebut sudah berkembang baik. Kebanyakan /">kanker payudara ditemukan pada stadium awal, sehingga dapat segera diobati dan disembuhkan.